BUKAN Juan Mata, Fernando Torres, Robin van Persie atau Wayne Rooney yang paling mendapat sorotan pada Big Match
Premier League antara Chelsea dan Manchester United, Minggu (28/10)
malam tadi. Tapi, dia adalah Mark Clattenburg, sang pengadil
pertandingan yang membuat beberapa keputusan kontroversial.
Pada laga yang berakhir 3-2 untuk kemenangan United tersebut, tercatat ada tiga keputusan Clattenburg yang membuat para pendukung The Blues maupun Setan Merah mengernyitkan dahi.
Pada
menit ke-50, bola hasil tendangan Antonio Valencia mengenai tangan bek
Chelsea, David Luiz -yang sedang berada di dalam kotak penalti. Namun,
Clattenburg tidak mengindahkan hal tersebut dan tetap melanjutkan
pertandingan. Jelas, kerugian besar bagi United yang sedang
menggebu-gebu mencetak gol ketiga.
Berikutnya, pada menit 68, striker The Blues,
Fernando Torres, yang tersungkur akibat dihadang Jonny Evans justru
dihadiahi kartu kuning kedua -yang otomoatis membuatnya dikartu merah
karena sebelumnya telah mengoleksi kartu kuning- oleh Clattenberg. Dalam
pandangan Clattenburg, mantan striker Liverpool itu diving.
Keputusan
tersebut memang masih bisa diperdebatkan. Namun yang pasti, hal itu
merugikan tuan rumah -yang sebelumnya telah kehilangan Branislav
Ivanovic, juga akibat terkena kartu merah. Chelsea akhirnya terpaksa
bermain dengan 10 pemain, padahal mereka sedang mengincar satu gol lagi
untuk bisa membungkus kemenangan.
Terakhir, yang paling krusial,
terjadi pada menit ke-75 saat Clattenburg mengesahkan gol ketiga United
yang dicetak Chicharito. Gol itu menjadi kontroversial karena dalam
tayangan ulang, striker kebangsaan Meksiko itu terkesan dalam posisi offside. Gol tersebut pula yang memastikan The Blues harus menelan kekalahan pertamanya di musim ini
Tidak
adil memang jika menyalahkan Clattenberg seorang. Pasalnya, pria
berusia 37 tahun itu juga didampingi oleh dua asisten yang membantu
pekerjaannya dalam memimpin laga. Tapi, Clattenburg juga mempunyai
beberapa catatan minor saat memimpin pertandingan di Premier League,
sebagaimana dikutip Dailymail.
Januari 2005, Clattenburg
“menggagalkan” gol jarak jauh gelandang Tottenham Hotspur, Pedro Mendes
ke gawang United. Saat itu, kiper United, Roy Carroll memang berhasil
menghalau bola masuk ke gawangnya. Namun dalam tayangan ulang, tampak
jelas bahwa bola telah melewati garis gawang.
Pada Oktober 2007, saat memimpin Derby Merseyside,
Clattenburg memberi kartu merah kepada bek kanan Everton, Tony
Hibbert, setelah sempat berdiskusi dengan kapten Liverpool Steven
Gerrard. Ia juga tidak menunjuk titik putih setelah Jolen Lescott
dilanggar di kotak penalti. Akibat hal-hal tersebut, Clattenburg tidak
memimpin pertandingan Everton selama lima tahun.
Desember 2009,
Clattenburg memberi kartu merah pada Craig Bellamy saat memimpin
pertandingan antara Bolton dan Manchester City. Saat turun minum, ia
menghampiri bench City dan berkata “Kok bisa, Anda bekerja
dengannya (Bellamy) selama sepekan penuh?” Bagaimanapun, hal tersebut
membuat kredibilitasnya sebagai seseorang yang (semestinya) netral jadi
berkurang.
Pada Oktober 2010, ia mengesahkan gol ‘unik’ Nani pada
pertandingan United melawan Spurs. Kiper Spurs, Huerelho Gomes
menganggap terjadi tendangan bebas karena hakim garis mengangkat bendera
tanda offside. Namun, ternyata Clattenburg tak meniup peluit dan Nani pun dengan mudah menceploskan bola yang siap ditendang oleh Gomes.
Sebagai
catatan tambahan, terakhir kali Clattenburg memimpin pertandingan
United -sebelum melawan Chelsea semalam- adalah ketika Setan Merah
dibantai 1-6 oleh Manchester City di Old Trafford, Oktober tahun lalu.
Saat itu, kartu merah pun keluar dari saku Clattenburg, dan diberikan
kepada bek United, Jonny Evans.
Memang, tidak ada satu pun
manusia yang luput dari kesalahan, termasuk para pengadil pertandingan
seperti Clattenburg. Tapi yang jelas, saat ini kinerja Clattenburg
tengah dimonitor oleh FIFA, karena diharapkan bisa menjadi salah satu
wasit yang memimpin laga Piala Dunia 2014 di Brasil.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar